Blue Fire Pointer Segala ada di sini dot com: Juli 2012

Pages

Sabtu, 28 Juli 2012

Naiknya Harga Kedelai

Perajin tahu di sentra industri kecil Desa Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, mendesak pemerintah mengendalikan harga kedelai. Usaha industri kecil tahu yang sudah turun temurun itu terancam gulung tikar jika kenaikan harga bahan baku kedelai terus melambung. 


"Kami minta pemerintah segera turun tangan mengatasi masalah kenaikan harga kedelai. Usaha industri kecil tahu ini akan tutup jika harga bahan baku kedelai terus naik tak terkendali. Lihat saja, sekarang sudah mencapai Rp8.000 per kilogram," kata Sumirah, 46, Sabtu (28/7). 


Dengan kenaikan harga kedelai, lanjutnya, perajin tahu di sentra industri kecil itu bingung. Tapi, untuk menjaga pelanggan mereka tetap berproduksi. 


Hanya saja, kapasitas dikurangi dan ukuran tahu diperkecil. Alasannya, kasihan kepada konsumen dan tenaga kerja jika kegiatan usaha berhenti. 


"Untuk keberlangsungan usaha, perajin tahu di sentra industri kecil ini mengharapkan pemerintah mengendalikan harga kedelai. Jika harga melambung, biaya produksi tentu naik. Demikian juga harga tahu atau tempe di pasar menjadi mahal seperti sekarang," imbuh Marno, 73. 


Kenaikan harga tahu dan tempe pun dikeluhkan konsumen. Karena, sekarang harga lauk yang cukup bergizi itu  dinilai mahal. 


"Saya tadi pagi membeli tempe mentah yang dibungkus daun sudah Rp500, padahal sebelumnya hanya Rp250 per buah," ujar Tatik, warga Kalikotes.

Jumat, 27 Juli 2012

Penyatuan Zona Waktu Mulai Tahun Ini


JAKARTA,  (16/5/2012)Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan bahwa Presiden menyetujui penyatuan zona waktu. Oleh sebab itu, kata dia, Pemerintah kini sedang mempelajari rencana itu lebih dalam lagi.
"Zona waktu kan sudah disarankan oleh MP3EI (Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Presiden setuju untuk zona waktu disatukan, sekarang sedang kita perdalam lagi," sebut Hatta, di Jakarta, Rabu (16/5/2012).
Menurut dia, penyatuan zona waktu itu akan menghasilkan efisiensi dan efektivitas antara wilayah barat dan timur. Karena, selama ini antara kedua wilayah tersebut ada perbedaan waktu dua jam.
"Ini kurang pas, jadi sekarang kita masuk ke GMT+8 (atau sama dengan waktu Indonesia tengah)," sambung dia.
Hatta pun berujar, penyatuan zona waktu diharapkan bisa berlangsung tahun ini.
"Pokoknya tahun ini kita percepat karena ini kan masalah sosialisasi. Hampir tidak ada yang menolak. Intinya adalah sosialisasi," pungkas dia.
Pemerintah sedang mematangkan rencana menyatukan wilayah waktu Indonesia dari tiga zona waktu menjadi satu zona yang setara dengan GMT+8 atau delapan jam lebih cepat dari standar waktu internasional di Greenwich.
"Langkah ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena aktivitas ekonomi bisa dilakukan lebih dini setiap harinya," kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Prasarana Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian Luky Eko Wuryanto di Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Edib Muslim mengatakan, salah satu manfaat penyatuan zona waktu adalah perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Komoditi Berjangka Indonesia akan lebih cepat dibuka dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.
"Ini diharapkan akan menambah transaksi perdagangan Rp 500 miliar sehari atau Rp 20 triliun dalam setahun," ujar Edib.
Menurut Edib, dengan penyatuan zona waktu itu, pembagian tiga wilayah, yakni waktu Indonesia barat (WIB), waktu Indonesia tengah (Wita), dan waktu Indonesia timur (WIT), tidak dipakai lagi.
Zona waktu baru yang digunakan adalah sama dengan zona waktu yang digunakan Singapura dan Malaysia saat ini, yakni satu jam lebih cepat dari WIB